
Pengaruh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terhadap Perekonomian DKI Jakarta
Pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta dipengaruhi oleh APBD urusan kesehatan, koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah baik secara agregat maupun sektoral dapat digambarkan dengan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan.
Berdasarkan data BPS, dari tahun 2010 hingga tahun 2014, PDRB atas dasar harga konstan DKI Jakarta terus menunjukkan pertumbuhan yang meningkat setiap tahunnya. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2013, dimana kenaikannya mencapai 26,5%. Sementara itu, di tahun 2017 terjadi kenaikan sebesar 10,7%. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta terus meningkat.
Berdasarkan Undang-Undang No.32 tahun 2004 dan Undang-Undang No.33 tahun 2004 memberikan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Wewenang tersebut termasuk dalam hal Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). APBD diarahkan untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan. Dari realisasi APBD berdasarkan jenis urusan, diambil 4 variabel yang akan dianalisis yakni variabel mana saja yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Grafik.1 Realisasi APBD 2011-2017
Dari tahun 2011 hingga 2017, realisasi anggaran terhadap pendidikan bersifat fluktuatif. Dimana dari tahun 2012-2013 realisasi anggaran untuk pendidikan terus mengalami kenaikan, namun tahun 2013-2015 mengalami penurunan, dan naik kembali hingga tahun 2017. Realisasi anggaran untuk kesehatan dari tahun 2011 hingga 2017 terus mengalami kenaikan. Hanya turun di tahun 2015 saja, kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2013 yakni sebesar 14,58%. Sementara itu, untuk realisasi anggaran terhadap perencanaan pembangunan, konstan setiap tahunnya (dari tahun 2011-2017) yakni sebesar 0,1T. Untuk realisasi anggaran terhadap Koperasi dan UMKM mengalami kenaikan sebesar 100% dari tahun 2013 ke 2014. Kemudian tetap sebesar 0,2T hingga tahun 2017.
Berdasarkan analisis regresi linier berganda dengan metode OLS (Ordinary Linier Square) disimpulkan bahwa variabel yang paling mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah kesehatan serta koperasi dan UMKM. Sementara itu pendidikan, dan perencanaan pembangunan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Meskipun begitu, kenaikan anggaran ini berpengaruh terhadap kualitas pendidikan itu sendiri, yakni ketika anggaran terhadap pendidikan dinaikkan berdampak terhadap peningkatan angka partisipasi kasar. Berdasarkan data yang diperoleh dari website Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (https://apkapm.data.kemdikbud.go.id), angka partisipasi kasar Provinsi DKI Jakarta dari tahun 2013 mengalami kenaikan di jenjang pendidikan PAUD, SD, dan SMA. Angka partisipasi kasar yakni proporsi anak sekolah pada suatu jenjang tertentu terhadap penduduk pada kelompok usia tertentu. Artinya terjadi peningkatan terhadap jumlah murid yang bersekolah.
Grafik.2 APK DKI Jakarta, 2009 -2017
Sumber: Jakarta Dalam Angka, 2018
https://fiscaldki.klakklik.id
https://apkapm.data.kemdikbud.go.id
Penulis : Suryani Putri
Editor : Hepy Dinawati