Ekonomi

Deflasi Pertama DKI Jakarta di Tahun 2022

Dari 53 kota observasi di Indonesia yang mengalami deflasi, Jakarta menempati urutan ke-44, yang menunjukkan deflasi Jakarta masih relatif rendah

 

DKI Jakarta mengalami deflasi untuk pertama kalinya di tahun 2022. Sejak kasus pertama Covid-19 di Indonesia, Jakarta tercatat sudah mengalami deflasi setidaknya tujuh kali. Terbaru, deflasi sebesar 0,05 persen terjadi pada Februari 2022. Koreksi harga pada beberapa komoditas memicu terjadinya deflasi di bulan lalu.

Definisi deflasi sendiri secara sederhana adalah suatu keadaan ketika terjadi penurunan harga barang dalam rentang waktu tertentu. Dari sudut pandang konsumen, hal ini bisa menguntungkan karena harga barang yang tadinya tidak terjangkau, bisa menjadi lebih murah. Namun, secara makro, hal ini tidak terlalu menguntungkan. Deflasi terjadi salah satunya karena permintaan (demand) pasar yang menurun, sehingga apabila berlangsung secara terus menerus, terjadi adanya penurunan harga jual serta produksi barang yang merugikan pemilik usaha dan devisa negara.

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta

Inflasi yang terjadi pada Januari 2022 merupakan yang tertinggi selama pandemi, yaitu sebesar 0,46%. Hal itu menandakan kenaikan harga terjadi pada bulan tersebut. Sedangkan pada Februari, deflasi terjadi karena adanya koreksi harga beberapa komoditas bahan makanan yang sempat melambung pada bulan-bulan sebelumnya. Puncak kasus harian Covid-19 varian Omicron juga terjadi pada bulan Februari sehingga menyebabkan terbatasnya pergerakan masyarakat semenjak diberlakukannya PPKM level 3 di DKI Jakarta.

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta

Dilihat dari kelompok pengeluaran, penyumbang deflasi terbesar bersumber dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mencapai 1,15 persen. Setidaknya terdapat tiga kelompok yang mengalami deflasi, dua lainnya adalah pakaian dan alas kaki, dan informasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Masing-masing mengalami deflasi sebesar 0,21 persen dan 0,02 persen.

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta

Jika dijabarkan menurut kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang menyumbang deflasi terbesar, setidaknya ada lima komoditas yang menjadi penyumbang utama deflasi: minyak goreng, daging ayam ras, telur ayam ras, cabai rawit, dan cabai merah. Sebelumnya, pemerintah sempat menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang diberlakukan sejak 1 Februari 2022. Namun, ketersediaan minyak goreng belum memadai pada minggu terakhir Februari, sehingga terjadi deflasi sebesar 12,76 persen.

Selain minyak goreng, juga terjadi deflasi pada komoditas daging ayam. Terjadi kenaikan permintaan saat natal, tahun baru, dan menjelang imlek, sementara stok yang ada di pasaran tidak memadai. Namun, hal tersebut masih bisa dipahami mengingat komoditas tersebut sudah mengalami inflasi sejak Oktober 2021.

Meski mengalami deflasi pertamanya di 2022, angka ini bisa dibilang masih cukup terkendali, mengingat bulan sebelumnya terjadi inflasi tertinggi selama pandemi. Dari 53 kota observasi di Indonesia yang mengalami deflasi, Jakarta menempati urutan ke-44, yang menunjukkan deflasi Jakarta masih relatif rendah.

 

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Penulis: Muhamad Iko Dwipa Gautama
Editor: Hepy Dinawati dan Farah Khoirunnisa