Ekonomi

DKI Jakarta Cetak Rekor Impor Tertinggi

Rekor Impor DKI Jakarta pada Agustus 2022 merupakan angka tertinggi sepanjang sejarah

Pandemi Covid-19 yang telah tertangani dengan baik tentu saja berdampak kepada banyak sektor, salah satunya ekonomi. Agustus 2022 lalu, DKI Jakarta mencatatkan nilai rekor impor tertinggi sepanjang sejarah. Salah satu pemicu tingginya angka impor pada bulan tersebut adalah peningkatan impor migas dan nonmigas.

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta

Angka impor DKI Jakarta pada Agustus 2022 sebesar US$7.602,2 juta. Sedangkan secara kumulatif, nilai impor hingga Agustus 2022 lalu sebesar US$52.745,1. Sebagai gambaran, pencapaian impor kumulatif Jakarta hingga Agustus 2022 (delapan bulan) sudah mencapai 80,97% capaian akumulatif impor sepanjang tahun 2021 (dua belas bulan). Sedangkan sejak perhitungan terakhir (Agustus 2022), tahun ini masih menyisakan setidaknya empat bulan.

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta

Peningkatan impor pada Agustus 2022 lalu adalah 12,6% jika dibandingkan dengan Juli 2022 (month to month) dan 35,5% dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya (year on year). Secara kumulatif, terjadi perbaikan sebesar 28,9% dibandingkan dengan periode yang sama (year on year). Setiap golongan komoditas utama mengalami perbaikan baik secara year on year maupun month to month. Peningkatan persentase terbesar secara month to month terjadi pada kelompok komoditas barang modal dengan 21,0%.

Lebih spesifik, impor paling besar secara nominal terjadi pada komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, yang termasuk ke dalam golongan barang modal, dengan nilai sebesar US$861,2 juta. Peningkatan pada komoditas ini kurang lebih sebesar US$109,3 juta dengan 14,5% secara month to month. Sedangkan persentase kenaikan komoditas terbesar merupakan komoditas kereta api, trem, dan bagiannya dengan 399,3% secara month to month.

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta

Negara yang berkontribusi paling besar terhadap keseluruhan impor adalah Tiongkok dengan 37,5% dari total impor. Jepang, Thailand, Republik Korea, dan India secara berturut-turut berada pada posisi kedua hingga kelima dengan kontribusi masing-masing 11,9%, 8,4%, 5,1% dan 4,8%. Kontribusi dari sepuluh negara importir terbesar mencakup hingga 85,9% dari total impor.

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Penulis: Muhammad Iko Dwipa Gautama
Editor: Hepy Dinawati dan Farah Khoirunnisa