Ekonomi

Impor di DKI Jakarta pada November 2021

Tiongkok merupakan negara dengan nilai impor dan share paling tinggi

Sektor perekonomian yang sempat lesu pada masa pandemi perlahan mulai membaik seiring dengan menurunnya kasus covid-19. Tren pemulihan ekonomi di DKI Jakarta dilihat bukan hanya dari bidang ekspor, tetapi juga ditandai dengan meningkatnya permintaan impor atau pemasukkan barang dan sebagainya dari luar negeri. Pada November 2021 ini, nilai impor mencapai angka US$ 6.368,0 juta. Angka ini merupakan angka tertinggi sepanjang tahun 2021.

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta

Secara umum, nilai impor pada tahun 2021 mengalami fluktuasi. Jika nilai ekspor yang tertinggi terjadi pada bulan Februari, nilai impor tertinggi terjadi pada bulan November. Jika dilihat berdasarkan month-to-month, kenaikan nilai impor pada bulan November mencapai 16,5% atau naik sebanyak US$ 903,6 juta dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Oktober). Pertumbuhan ini disebabkan oleh kenaikan impor migas dan non migas. Peningkatan nilai impor juga meningkat secara year-on-year antara November 2021 dengan November 2020 sebanyak 51,3%. Kenaikan ini juga disebabkan oleh tumbuhnya nilai impor pada sektor migas dan non migas.

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta

Jika dilihat perbandingan secara month-to-month , terdapat sembilan dari sepuluh komoditas utama impor mengalami kenaikan. Kenaikan tertinggi ada pada komoditas bahan bakar mineral dengan persentase mencapai 73,6%. Kenaikan tertinggi berikutnya terjadi pada komoditas mesin dan perlengkapan elektrik yaitu sebesar 39,4%. Selain itu, komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya yang memberikan share terbesar pada nilai impor bulan November juga mengalami kenaikan sebanyak 22,2%. Sementara, satu-satunya komoditas yang tidak mengalami kenaikan adalah komoditas besi dan baja dengan penurunan nilai sebesar 2,5%.

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta

Secara umum, asal negara impor ke DKI Jakarta berasal dari Benua Asia kecuali negara Australia dan Amerika Serikat. Jika dilihat berdasarkan asal negara impor, Tiongkok merupakan negara dengan nilai impor dan share paling tinggi yaitu sebesar masing-masing US$ 2.392,9 Juta dan 37,6%. Namun, kenaikan nilai impor tertinggi berasal dari negara Republik Korea dengan persentase sebesar  51,1%.

Berdasarkan klasifikasi golongan penggunaan barang impor (BEC), terjadi kenaikan nilai impor pada semua golongan antara Oktober ke November 2021. Kenaikan tertinggi ada pada golongan barang modal dengan persentase kenaikan mencapai 24,2%. Lalu golongan bahan baku penolong naik sebesar  15,8% dan golongan barang konsumsi sebesar  7,2%.

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta

Penyumbang terbesar pada golongan barang modal adalah komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya dengan nilai impor mencapai US$ 812,3 juta. Sedangkan komoditas dengan kenaikan tertinggi adalah komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya dengan persentase kenaikan sebanyak 39,4%. Penurunan nilai impor pada golongan barang modal berasal dari komoditas instrument optic, fotografi, sinematografi dan medis.

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta

Golongan komoditas barang baku dan penolong dengan share terbesar sebanyak 65,4% juga mengalami kenaikan. Berdasarkan persentase kenaikan, komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya   merupakan yang paling tinggi dengan angka mencapai 39,5%. Komoditas ini berasal dari Tiongkok, Jepang,dan Thailand. Sementara, komoditas yang mengalami penurunan nilai pada golongan barang baku dan penolong adalah komoditas besi dan baja. Nilai pada komoditas ini turun sebanyak 2,5%.

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta

Empat dari lima komoditas pada golongan barang konsumsi mengalami kenaikan. Kenaikan tertinggi ada pada komoditas sayuran dengan kenaikan sebayak 65,2%. Sementara itu penurunan nilai dialami oleh komoditas daging hewan dengan persentase sebanyak 41,1%. Negara-negara pengimpor pada golongan ini adalah Tiongkok, Thailand dan Amerika Serikat.

Secara umum, keadaan ekonomi DKI Jakarta memberikan sinyal positif dilihat dari kenaikan impor hingga menunjukkan nilai tertinggi pada November 2021. Meskipun beberapa komoditas mengalami penurunan, namun kenaikan nilai dari komoditas yang mempunyai share tinggi dapat menutupi penurunan nilai tersebut.

 

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Penulis: Deddy Lukman Shaid
Editor: Hepy Dinawati dan Farah Khoirunnisa