Ekonomi

Impor DKI Jakarta Turun Tipis secara Month-to-month

Negara Tiongkok menjadi negara dengan nilai impor tertinggi yaitu U$ 2.141,27 juta atau berkontribusi sebesar 33,49%

Memasuki kuartal terakhir tahun 2022, ekonomi DKI Jakarta berjalan ke arah positif. Hal ini terlihat dari nilai impor pada Oktober yang naik secara year-on-year dan akumalatif. Namun jika dilihat secara month-to-month, terjadi penurunan meski tidak terlalu besar. Selain itu, Tiongkok masih menjadi negara langganan impor seperti bulan-bulan sebelumnya sepanjang tahun 2022. Komoditas dari industri pengolahan mendominasi nilai impor secara keseluruhan pada Oktober 2022.

 

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta

Secara month-to-month, terjadi penurunan sebesar 2,69%. Penurunan ini terjadi karena berkurangnya permintaan pada beberapa komoditas seperti bahan bakar mineral dan mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya. Sedangkan secara kumulatif dan year-on-year terjadi kenaikan masing-masing dengan 26,62% dan 17,02%. Meningkatnya permintaan masyarakat terhadap komoditas-komoditas tertentu menjadi penyebab kenaikan nilai impor.

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta

Dari sepuluh negara dengan nilai impor tertinggi, delapan diantaranya merupakan negara yang berasal dari Kawasan Asia. Negara Tiongkok menjadi negara dengan nilai impor tertinggi yaitu U$ 2.141,27 juta atau berkontribusi sebesar 33,49% terhadap nilai impor secara keseluruhan. Beberapa komoditas yang diimpor dari Tiongkok adalah mesin dan perlengkapan elektrik serta bgaiannya dan komoditas mesin dan peralatan mekanis dan bagiannya. Dua negara diluar kawasan Asia yang masuk ke dalam sepuluh besar negara dengan impor tertinggi adalah Australia dan Amerika Serikat dengan kontribusi sebanyak 4,04% dan 4,02%. Negara-negara ini merupakan negara pemasok komoditas susu, mentega dan telur.

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta

Industri pengolahan mendominasi nilai impor dengan kontribusi lebih dari 30% pada Oktober 2022. Komoditas yang termasuk ke dalam industri pengolahan adalah komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (17,73%), komoditas kendaraan dan bagiannya (10,49%), komoditas mesin dan peralatan elektrik serta bagiannya (10,12%). Jika dilihat secara month-to-month, empat dari sepuluh komoditas utama mengalami penurunan dengan penurunan terbesar terjadi komoditas bahan bakar mineral (29,85%). Sedangkan secara year-on-year, kenaikan terjadi hampir terjadi pada seluruh komoditas kecuali komoditas besi dan baja. Komoditas bahan bakar mineral menjadi komoditas dengan kenaikan tertinggi sebesar 186,49%.

 

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Penulis: Deddy Lukman Shaid
Editor: Hepy Dinawati dan Farah Khoirunnisa