Ekonomi

Inflasi di DKI Jakarta Tahun 2021

Pada triwulan terakhir tahun 2021, peningkatan inflasi terus terjadi terutama pada bulan Desember dengan nilai inflasi hingga mencapai 0,45%

 

Sepanjang tahun 2021, terjadi inflasi yang bersifat fluktuatif dari bulan ke bulan. Namun, inflasi yang terjadi berada pada level yang masih dalam kategori rendah. Pada bulan Januari, angka inflasi tercatat senilai 0,14% dan meningkat 0,04% ke angka 0,18% pada bulan berikutnya. Jika dibandingkan dengan inflasi pada periode yang sama tahun 2019 dan 2020, inflasi yang terjadi pada tahun ini terpantau lebih rendah.

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta

Pada bulan Maret dan April 2021, angka inflasi terus mengalami penurunan hingga mencapai  angka 0,06% dan 0,08%. Meskipun terjadi penurunan pada bulan Maret dan April, namun  pada bulan Mei angka melonjak tinggi dengan persentase kenaikan hingga 412,5% jika dibandingkan dengan Bulan April. Pada bulan ini, inflasi mencapai angka 0,41%. Tingginya inflasi yang terjadi pada bulan ini disebabkan oleh permintaan yang melambung selama persiapan idul fitri. Namun, harga barang setelah idul fitri kembali normal sehingga terjadi deflasi  pada bulan Juni dengan nilai 0,27%.

Memasuki bulan Juli, deflasi masih terjadi pada angka 0,04 dan inflasi kembali terjadi pada bulan selanjutnya. Inflasi yang terjadi pada bulan Agustus disebabkan biaya pendidikan yang mengalami kenaikan. Pada Bulan September, terjadi penurunan harga telur ayam ras dan daging ayam ras sehingga deflasi kembali terjadi. Pada triwulan terakhir tahun 2021, peningkatan inflasi terus terjadi. Khususnya pada bulan Desember dengan nilai inflasi tertinggi hingga mencapai 0,45%. Kenaikan angka inflasi pada Bulan Desember selalu terjadi  seperti   pada tahun-tahun sebelumnya yakni 2019 dan 2020. Secara umum, inflasi yang terjadi pada Desember disebabkan oleh aktivitas masyarakat pada masa libur natal dan tahun baru. Kegiatan seperti liburan dan belanja membuat permintaan akan barang dan jasa meningkat di pasaran.

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta

Inflasi tertinggi pada Desember ini berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau. Nilai inflasi pada kelompok ini mencapai 1,57% dan memberikan andil inflasi sebesar 0,342%. Salah satu penyebab kenaikan pada kelompok ini adalah naiknya harga Crude Palm Oil (CPO) di pasar dunia sehingga mempengaruhi harga minyak goreng dalam negeri. Selain itu kenaikan harga pada komoditas seperti telur ayam ras, cabai rawit, dan cabai merah juga turut memberi andil terhadap inflasi pada kelompok ini.

Kelompok transportasi juga turut memberikan andil inflasi yang cukup besar dengan nilai mencapai 0,050%. Meningkatnya penggunaan jasa transportasi menjadi penyebab inflasi pada kelompok ini. Kelompok selanjutnya yang memberikan andil inflasi cukup tinggi adalah kelompok pakaian dan alas kaki. Menjelang perayaan natal dan tahun baru, harga pada kelompok ini cenderung meningkat karena tingginya permintaan.

Sementara, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga memberikan andil sebesar 0,013% pada inflasi bulan Desember ini. Hal ini dipicu oleh kenaikan harga stoples, sabun detergen, dan kain gorden. Naiknya harga pada komoditas ini juga dipicu oleh aktivitas masyarakat akhir tahun seperti perayaan natal dan tahun baru. Meskipun inflasi Desember terjadi hampir di semua kelompok pengeluaran, namun terdapat dua kelompok yang tidak mengalami inflasi yaitu kelompok pendidikan dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan.

 

 

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Penulis: Deddy Lukman Shaid
Editor: Hepy Dinawati dan Farah Khoirunnisa