Ekonomi

Inflasi DKI Jakarta Kembali Naik di Awal Semester II 2022

Setidaknya sepuluh dari sebelas kelompok pengeluaran alami kenaikan harga

 

Inflasi DKI Jakarta pada bulan Juli kembali alami peningkatan dibandingkan dengan bulan Juni 2022. Harga sejumlah barang dan jasa tercatat masih merangkak naik hingga angka inflasi menyentuh keadaan seperti sebelum pandemi Covid-19. Kenaikan angka inflasi kali ini dipicu naiknya harga cabai merah, bahan bakar rumah tangga, tarif jasa angkutan udara, daging ayam ras, dan biaya sewa rumah. Persiapan masuk sekolah tahun ajaran baru juga turut memicu kenaikan angka inflasi.

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta

Inflasi DKI Jakarta menyentuh 0,57% atau meningkat 0,25 persen poin dibandingkan Juni 2022 (month to month) dan meningkat 0,61 persen poin dibandingkan Juli 2021 (year on year). Angka ini merupakan yang tertinggi kedua sepanjang 2022, atau hanya lebih rendah daripada April 2022. Sebelumnya, terakhir kali DKI Jakarta menyentuh angka inflasi lebih dari 0,50% adalah pada Mei 2019. Saat itu, inflasi DKI Jakarta mencapai 0,59%.

Sejak Januari 2022, pergerakan inflasi DKI Jakarta terbilang fluktuatif. Jakarta mengalami deflasi pertamanya di 2022 pada Februari. Setelahnya, angka inflasi relatif meningkat dan sempat alami penurunan tajam pada Mei, kemudian kembali meningkat sejak Juni. Meski demikian, angka inflasi Juli masih lebih rendah 0,13 persen poin dibandingkan dengan April 2022.

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta

Setidaknya sepuluh dari sebelas kelompok pengeluaran mengalami inflasi. Hanya kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang tidak mengalami perubahan inflasi sebesar 0,00%, sedangkan yang tertinggi ialah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,05%. Transportasi merupakan komoditas dengan angka inflasi tertinggi kedua dengan 0,83%. Angka inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok transportasi membuatnya menjadi dua komoditas yang inflasinya lebih tinggi dibandingkan dengan angka inflasi DKI Jakarta secara umum.

Komoditas makanan, minuman, dan tembakau memiliki kontribusi terbesar terhadap inflasi Jakarta sebesar 0,235%.  Kenaikan inflasi bulan ini juga dipicu oleh komoditas-komoditas pada kelompok ini yaitu cabai merah, daging ayam ras, bawang merah, cabai rawit, dan daging sapi yang mengalami kenaikan harga dan menyebabkan inflasi. Selain itu, kenaikan harga rokok putih juga turut memicu tingginya inflasi kelompok ini. Sementara, kelompok transportasi memiliki andil sebesar 0,095% terhadap inflasi DKI Jakarta. Pada komoditas ini, kenaikannya dipicu oleh tarif jasa angkutan udara, harga mobil, dan harga bensin.

Secara keseluruhan, inflasi DKI Jakarta masih relatif lebih rendah dibandingkan kota-kota lain di Indonesia yang juga mengalami inflasi. Setidaknya terdapat 90 kota yang mengalami inflasi di seluruh Indonesia. DKI Jakarta berada pada urutan ke-54 dengan inflasi tertinggi. Dengan kata lain, setidaknya terdapat 36 kota dengan inflasi yang lebih rendah dari Jakarta. Sementara jika dibandingkan dengan kota di Jabodetabek, Kota Depok dan Bekasi mengalami inflasi lebih tinggi dibandingkan dengan Jakarta dengan nilai inflasi masing-masing 0,71% dan 0,62%. Kota Bogor dan Tangerang mengalami inflasi lebih rendah dengan masing-masing 0,55% dan 0,21%.

 

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Penulis: Muhamad Iko Dwipa Gautama
Editor: Hepy Dinawati dan Farah Khoirunnisa