
Inflasi DKI Jakarta Turun Jelang Idul Fitri
DKI Jakarta menempati peringkat ketiga kota dengan inflasi tertinggi di Jabodetabek April lalu
Laju inflasi Jakarta secara year-on-year terpantau melambat pada April 2023 lalu jelang perayaan Idul Fitri. Meskipun, beberapa harga barang dan jasa tetap alami peningkatan permintaan, namun peningkatannya tidak setinggi tahun sebelumnya. Hal tersebut berdampak pada inflasi year-on-year yang menurun cukup signifikan dibanding bulan sebelumnya.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Inflasi year-on-year pada April 2023 di DKI Jakarta tercatat 3,69% atau alami penurunan 0,31 persen poin dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month-to-month). Jika ditelisik lebih lanjut, pada bulan-bulan bertepatan dengan perayaan Idul Fitri, setidaknya dalam lima tahun terakhir, inflasi tampak berfluktuatif. Pada 2019, angka inflasi pada Juni (bulan diperingatinya Idul Fitri) berada pada 3,49%. Terdapat tren penurunan inflasi setidaknya hingga 2021. Baru kemudian pada 2022, saat lebaran terjadi pada Mei, inflasi mulai naik menjadi 2,27%.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Peningkatan indeks harga atau inflasi pada April 2023 terjadi di hampir seluruh kelompok pengeluaran. Hanya sektor informasi, komunikasi, dan jasa keuangan; dan pakaian dan alas kaki yang alami deflasi masing-masing 0,27% dan 0,32%. Sedangkan inflasi tertinggi dialami sektor transportasi dengan 10,34%. Inflasi pada kelompok tersebut utamanya disebabkan oleh kenaikan harga bensin (0,781%) beberapa bulan lalu. Naiknya tarif angkutan udara, dalam kota, kereta api, dan antar kota juga turut berkontribusi terhadap naiknya harga di kelompok transportasi.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Tingkat inflasi month-to-month DKI Jakarta meskipun terjadi penurunan, bukanlah kota dengan nilai inflasi terkecil. Bahkan di Jabodetabek, DKI Jakarta menempati peringkat ketiga dari lima kota. Kota Tangerang merupakan kota satelit Jakarta dengan nilai inflasi tertinggi (0,68%), disusul Bekasi (0,56%), dan DKI Jakarta (0,40%). Sedangkan yang terendah adalah Kota Depok dengan 0,23% disusul Kota Bogor dengan 0,32%.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Penulis: Muhammad Iko Dwipa Gautama
Editor: Bidang Data dan Statistik Diskominfotik Provinsi DKI Jakarta