
Inflasi Jakarta Januari 2023 Terkendali di tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
Kelompok transportasi menjadi kelompok dengan inflasi tertinggi yaitu 1,38%
Secara umum, inflasi memiliki arti sebagai kenaikan barang dan jasa yang terjadi secara terus menerus. Dinamika harga barang dan jasa memengaruhi tinggi rendahnya inflasi. Selain itu, perilaku masyarakat pada sektor ekonomi juga dapat memengaruhi tingkat inflasi suatu daerah. Pengendalian inflasi merupakan salah satu faktor utama untuk menjaga kesejahteraan masyarakat dari sisi ekonomi. Jika diasumsikan, semakin tinggi harga suatu barang dan jasa, maka peluang masyarakat untuk dapat memiliki barang dan jasa tersebut menjadi semakin kecil. Dalam rangka mengendalikan laju inflasi, pemerintah memiliki beberapa kebijakan seperti kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI), maupun kebijakan penetapan sasaran yang dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh pemerintah dan BI.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Memasuki bulan pertama pasca pandemi Covid-19, inflasi tahunan DKI Jakarta berada pada angka 3,83%, berkurang sebesar 0,38% dari bulan Desember 2022. Angka ini tentu menjadi angin segar di tengah ekonomi dunia yang tidak stabil dan keadaan cuaca yang kurang bersahabat selama Januari 2022. Nilai inflasi Januari masih berada dalam batas target inflasi yang ditetapkan pemerintah untuk tahun 2023 yaitu 3% dengan deviasi sebesar 1%. Jika berkaca pada bulan Januari tahun sebelumnya, inflasi kali ini terbilang cukup tinggi karena inflasi pada bulan tersebut hanya 1,85%. Pembatasan serta kasus Covid-19 yang lebih tinggi ketika itu, sangat mempengaruhi aktivitas dan mobilitas masyarakat sehingga angka inflasi tidak begitu tinggi. Sebagai catatan tambahan, tingkat inflasi tahunan DKI Jakarta relatif rendah jika dibandingkan dengan kota lain di Indonesia. DKI Jakarta berada pada posisi 87 dari 90 kota yang tercatat pada data inflasi tahunan BPS Provinsi DKI Jakarta.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Jika dilihat satu per satu berdasarkan kelompok pengeluarannya, kelompok transportasi menjadi kelompok dengan tingkat inflasi tahunan tertinggi. Tingginya nilai inflasi pada kelompok ini salah satunya dipengaruhi oleh kenaikan komoditas harga bahan bakar minyak (BBM) dan beberapa jasa angkutan (udara dan darat). Meskipun mengalami inflasi yang cukup tinggi, kelompok transportasi mengalami penurunan jika dilihat pada bulan sebelumnya. Terpantau inflasi transportasi turun sebesar 1,53 persen poin secara month-to-month. Kemudian, kenaikan harga dan keterbatasan pasokan pada komoditas-komoditas seperti rokok, beras, bawang merah, hingga peralatan rumah membuat hampir semua kelompok pengeluaran mengalami inflasi tahunan dan menyisakan dua kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi yaitu; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan serta kelompok pakaian dan alas kaki.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Secara umum, hampir seluruh kelompok pengeluaran inflasi tahunan DKI Jakarta mengalami inflasi, hanya dua kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi. Kelompok transportasi menjadi kelompok dengan andil inflasi tertinggi yaitu 1,38% diantara 11 kelompok pengeluaran. Kenaikan harga bensin, angkutan udara dan dalam kota menjadi faktor tingginya inflasi pada kelompok ini. Selanjutnya, kelompok lainnya yang memiliki andil inflasi paling tinggi nomor dua adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau yang terpantau berada pada angka 0,79%. Inflasi pada kelompok ini berasal dari kenaikan komoditas rokok filter, beras, dan bawang merah. Sejalan dengan kelompok transportasi, kelompok makanan, minuman dan tembakau juga terkontraksi tipis secara month-to-month sebesar 0,02 persen poin. Berikutnya kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga juga memberikan andil inflasi pada peringkat ketiga dengan 0,73%. Kenaikan pada komoditas bahan bakar rumah tangga dan sewa rumah menjadi penyebab tingginya inflasi pada kelompok ini.
Sementara, Indeks Harga Konsumen (IHK) sebagai pemicu inflasi Januari 2023 mencapai angka 112,21% atau naik sebanyak 4,14 persen poin dibanding Januari 2022. Kenaikan IHK terjadi hampir pada semua kelompok pengeluaran kecuali pakaian dan alas kaki dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan. Kelompok dengan IHK tertinggi adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang berada pada angka 118,65%, sedangkan kelompok dengan IHK terkecil adalah informasi, komunikasi dan jasa keuangan dengan 101,08%.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Penulis: Deddy Lukman Shaid
Editor: Hepy Dinawati dan Farah Khoirunnisa