
Jakarta Alami Penurunan Angka Inflasi Signifikan
DKI Jakarta menempati posisi ke-85 dari 87 kota yang mengalami inflasi tertinggi
DKI Jakarta alami penurunan angka inflasi yang cukup signifikan pada Mei 2022. Bulan sebelumnya, angka inflasi DKI Jakarta merupakan yang tertinggi selama 2022, yaitu sebesar 0,70. Mobilitas masyarakat relatif tinggi diakibatkan oleh pelonggaran mudik pertama kalinya semenjak pandemi Covid-19, namun koreksi harga yang terjadi pasca lebaran mampu meredam laju inflasi hingga menjadi lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Angka inflasi DKI Jakarta menurun jauh hingga hanya mencapai 0,06 persen pada Mei 2022. Angka inflasi di Jakarta memang terus berfluktuasi di kisaran -0,27 persen hingga 0.70 persen selama tiga tahun terakhir. Pergerakan inflasi pada 2020 relatif rendah, namun sejak Mei 2021, angkanya terus berfluktuasi dan cenderung naik. Pada 2021, saat puasa dan lebaran, harga cenderung meningkat kemudian diikuti oleh koreksi setelahnya. Pola ini juga terlihat pada tahun ini.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Meski pola ini terlihat sama seperti tahun sebelumnya, penurunan yang terjadi pada Mei 2022 tidak sampai menciptakan deflasi. Sebagai perbandingan, angka ini mengalami penurunan sebesar 0,64 poin persentase dibandingkan dengan April 2022 (month-to-month). Sedangkan jika dibandingkan dengan Mei 2022 (year-on-year), terjadi penurunan sebesar 0,35 poin persentase.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Adapun jika dilihat berdasarkan jenis komoditas, penyumbang inflasi tertinggi adalah telur ayam ras, angkutan udara, bawang merah, dan bawang putih. Tingkat inflasi komoditas tersebut adalah 6,14 persen dan memberikan andil inflasi mencapai 0,034 persen. Sedangkan menurut kelompok pengeluaran, terdapat dua dari sebelas kategori mengalami deflasi, dan dua kategori tetap stabil.
Deflasi terdalam dialami kelompok pakaian dan alas kaki, yaitu sebesar 1,15 persen. Hal ini dipicu penurunan harga baju kaos berkerah anak, jaket pria, sepatu anak, dan baju kaos tanpa kerah/t-shirt anak. Sementara inflasi tertinggi dialami kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran. Pemicunya adalah naiknya harga beberapa makanan jadi seperti nasi dengan lauk, soto, gulai, ikan bakar, dan bakso siap santap.
Secara nasional, DKI Jakarta menempati posisi ke-85 dari 87 kota yang mengalami inflasi tertinggi. Sedangkan di area Jabodetabek, hanya Kota Tengerang yang memiliki inflasi lebih rendah dari DKI Jakarta, yaitu 0,05 persen. Sehingga inflasi yang dialami Jakarta masih terbilang cukup rendah. Selain itu, secara makro, inflasi yang terkontrol juga baik untuk jangka panjang.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Penulis: Muhamad Iko Dwipa Gautama
Editor: Hepy Dinawati dan Farah Khoirunnisa