
Jelang Ramadhan, Harga Makanan Alami Kenaikan
Jakarta menempati peringkat ke 76 dari 88 kota yang terpantau mengalami inflasi
Setelah mengalami deflasi pada Februari 2022, Jakarta kembali mengalami inflasi sebesar 0,44% pada Maret 2022. Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan kenaikan harga di Jakarta bulan lalu, salah satu diantaranya yakni momen menjelang bulan Ramadhan. Hal ini kerap terjadi dari tahun ke tahun akibat peningkatan tren konsumsi masyarakat yang membuat kenaikan harga konsisten terjadi, khususnya pada komoditas makanan, minuman, dan tembakau. Seperti yang terjadi pada momen menjelang Ramadhan tahun lalu, Jakarta mengalami inflasi sebesar 0,06% pada Maret 2021.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Di tengah gejolak perubahan ekonomi global, Indeks Harga Konsumen (IHK) di DKI Jakarta menunjukkan kenaikan seiring dengan melonjaknya harga beberapa komoditas barang dan jasa. Jika dibandingkan secara year-on-year dengan Maret 2021, kenaikan yang terjadi pada Maret 2022 terjadi secara signifikan dengan perbedaan 0,38 poin persentase. Terdapat setidaknya dua kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi pada Maret 2021, yaitu makanan, minuman, dan tembakau; dan penyediaan makanan dan minuman/restoran, sedangkan sisanya mengalami deflasi ataupun tetap stabil. Kelompok pengeluaran dengan inflasi tertinggi adalah makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi 0,46%.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Hal yang sama kembali terjadi pada Maret 2022. Kelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah makanan, minuman, dan tembakau yang mencapai 1,09%. Namun, berbeda dengan Maret 2021, kelompok yang mengalami deflasi kali ini hanya di sektor informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01%. Sedangkan jika dinilai secara tahun kalender (year to date), Jakarta telah mengalami inflasi sebesar 0,85%. Adapun faktor ekonomi global yang sedang tidak menentu, cuaca ekstrem, hingga kelangkaan barang mendorong naiknya harga-harga berbagai komoditas barang dan jasa.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Inflasi bahan bakar rumah tangga mengalami kenaikan tertinggi setidaknya dalam satu tahun terakhir. Kenaikan harga tersebut dipicu kenaikan harga gas elpiji 12 kg yang terjadi pada akhir Februari 2022. Sedangkan kenaikan tertinggi terjadi pada komoditas cabai merah. Jika dilihat setidaknya sejak April 2021, komoditas tersebut memang memiliki tingkat volatilitas yang cukup tinggi. Tingginya curah hujan di beberapa daerah produsen cabai merah memengaruhi produksi sehingga stok di pasaran sangat terbatas dan meningkatkan harga jual.
Adapun komoditas utama pemicu inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau adalah cabai merah, bawang merah, telur ayam ras, daging ayam ras, dan minyak goreng. Komoditas tersebut cukup banyak dikonsumsi oleh masyarakat menjelang bulan puasa, khususnya untuk membuat menu menjelang berbuka. Tingginya permintaan dan juga terbatasnya stok di pasaran membuat harga tersebut naik. Selain itu, minyak goreng juga sempat mengalami kenaikan yang cukup tinggi setelah penghentian pemberlakuan Harga Eceran Tertinggi (HET) diberlakukan. Meski mengalami kenaikan, inflasi Jakarta dapat dikatakan terkendali. Inflasi Jakarta masih terbilang cukup rendah dibandingkan kota-kota lainnya di Indonesia dengan menempati peringkat ke 76 dari 88 kota yang terpantau mengalami inflasi.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Penulis: Muhamad Iko Dwipa Gautama
Editor: Hepy Dinawati dan Farah Khoirunnisa