
Nilai Ekspor DKI Jakarta pada April 2022
Komoditas dengan penurunan nilai paling besar adalah komoditas kendaraan dan bagiannya dengan penurunan sebesar US$ 30,1 juta
Seiring dengan berkurangnya angka kasus Covid-19, aktivitas masyarakat secara global terus mengalami peningkatan. Peningkatan aktivitas ini memberikan dampak positif terhadap bidang perekonomian khususnya sektor ekspor Jakarta pada empat bulan pertama tahun 2022. Nilai ekspor Jakarta pada sepertiga pertama tahun 2022 ini mencapai US$ 3.908,2 juta. Angka ini naik sebesar 4,41% jika dibandingkan dengan tahun 2021 dan 21,77% dibanding tahun 2020.
Sumber: Badan Pusat Statistik DKI Jakarta
Meskipun terjadi peningkatan nilai ekspor secara year-on-year pada sepertiga tahun pertama, namun jika dilihat secara month-to-month, terjadi penurunan sebesar 2,4%. Penurunan ini terjadi pada sektor migas sebesar 45,3 dan sektor non migas sebesar 2,2%. Apabila dilihat secara rinci, sektor pertambangan dan lainnya mengalami penurunan paling besar yaitu 40,4%. Selain itu, sektor pertanian turun sebesar 4,4% dan sektor industri pengolahan sebesar 2,1%. Jika dilihat secara year-on-year, nilai ekspor bulan April 2022 juga mengalami penurunan dibanding bulan April 2021 sebesar 1,5%. Penurunan pada periode ini secara year-on-year dipicu oleh berkurangnya ekspor pada beberapa komoditas utama seperti komoditas kendaraan dan bagiannya, logam mulia dan perhiasan/permata, dan ikan, krustasea, dan moluska.
Sumber: Badan Pusat Statistik DKI Jakarta
Secara umum, penurunan secara month-to-month terjadi pada enam komoditas utama. Secara persentase, penurunan paling besar terjadi pada komoditas pakaian dan aksesorinya (bukan rajutan) sebesar 35,3%. Namun karena komoditas ini hanya memberikan kontribusi sebesar 2,6% terhadap nilai ekspor secara keseluruhan, jadi nilai ini tidak terlalu memberikan pengaruh yang besar secara keseluruhan. Komoditas dengan peran nilai yang paling besar adalah komoditas kendaraan dan bagiannya. Nilai pada komoditas ini turun sebesar 12,1% atau sebanyak US$ 32,6 juta. Komoditas lain dengan kontribusi besar yang mengalami penurunan adalah komoditas logam mulia dan perhiasan/permata dengan penurunan sebesar 17,2% atau sebanyak US$ 21 juta.
Sementara itu peningkatan secara month-to-month terjadi pada beberapa komoditas. Salah satunya adalah komoditas lemak dan minyak hewani/nabati dengan persentase kenaikan sebesar 62,5%. Kenaikan ini dipicu oleh tingginya permintaan akan margarin atau mentega. Komoditas lain yang mangalami kenaikan adalah komoditas berbagai produk kimia, komoditas pakaian dan aksesorinya (rajutan) dan komoditas ikan, krustasea, dan moluska masing-masing dengan 32,2%, 18,4% dan 10,2%.
Selanjutnya, apabila dilihat dibandingkan dengan tahun 2021 (year-on-year), nilai ekspor turun sebesar 1,5%. Komoditas dengan penurunan nilai paling besar adalah komoditas kendaraan dan bagiannya dengan penurunan sebesar US$ 30,1 juta. Sementara itu terdapat empat komoditas yang mengalami kenaikan yaitu komoditas lemak dan minyak hewani/nabati dengan 42,2%, komoditas mesin dan peralatan teknisnya sebesar 7,2%, komoditas pakaian dan aksesorinya (rajutan) dan komoditas pakaian dan aksesorinya (bukan rajutan) dengan kenaikan sebesar masing-masing 47,6% dan 4,0%.
Sumber: Badan Pusat Statistik DKI Jakarta
Berdasarkan grafik di atas, negara Tiongkok masih menjadi negara tujuan ekspor dengan nilai tertinggi. Pada April 2022, nilai ekspor ke Tiongkok mencapai angka US$ 107,9 juta. Nilai ini memberi kontribusi sebesar 11,0% untuk ekspor secara keseluruhan pada April 2022. Jika dibandingkan secara month-to-month, nilai ekspor ke Tiongkok naik sebesar 7,6%. Selain itu, kenaikan tertinggi terjadi pada nilai ekspor ke negara Taiwan dengan 17,0%. Kenaikan ini dipicu oleh tingginya permintaan Taiwan akan lemak hewani/nabati. Sementara, penurunan nilai ekspor terjadi pada negara-negara seperti Jepang, Hong Kong, Filipina, Singapura dan Thailand. Penurunan nilai ekspor ke Jepang disebabkan oleh turunnya ekspor kendaraan dan bagiannya.
Jika dilihat secara year-on-year, kenaikan tertinggi terjadi pada ekspor ke negara Hong Kong dengan persentase sebesar 196,0%. Kenaikan yang signifikan ini dipicu oleh naiknya ekspor logam mulia dan perhiasan/permata. Selain itu, negara Amerika Serikat menjadi negara diluar Asia yang menjadi negara unggulan ekspor dengan peningkatan sebesar 15,4%. Secara umum, negara-negara Asia masih menjadi negara dengan kontribusi ekspor paling tinggi yaitu 73,0%. Diikuti oleh negara-negara yang berasal dari benua Amerika, Eropa, Afrika dan Australia masing-masing dengan persentase sebesar 13,3%, 7,0%, 4,6% dan 2,1%.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Penulis: Deddy Lukman Shaid
Editor: Hepy Dinawati dan Farah Khoirunnisa