Ekonomi

Nilai Ekspor ke Empat Negara Tujuan Utama Naik pada Februari 2023

Nilai ekspor DKI Jakarta pada Februari 2023 berjumlah sebesar US$921,19 juta. Naik tipis sebanyak 0,75% secara month-to-month dan turun sebesar 3,11% secara year-on-year

Memasuki bulan Februari 2023, ekonomi DKI Jakarta pada sektor ekspor menunjukkan nilai yang positif. Terjadi kenaikan tipis nilai ekspor DKI Jakarta yang dipicu oleh meningkatnya permintaan akan beberapa komoditas unggulan. Kemudian peningkatan ekspor kali ini juga berasal dari peningkatan permintaan dari negara tujuan utama seperti Tiongkok, Malaysia dan Hong Kong. Meskipun tidak secara gamblang meningkatkan perekonomian, namun tetap saja kenaikan nilai ekspor kali ini merupakan salah satu kabar baik di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta

Nilai ekspor DKI Jakarta dari bulan ke bulan sejak tahun 2021 hingga Februari 2023 bersifat fluktuatif. Hal ini tentu sangat wajar terjadi karena permintaan dan persediaan juga terus berubah seiring dengan berjalannya waktu. Secara keseluruhan, nilai ekspor DKI Jakarta pada Februari 2023 berjumlah sebesar US$921,19 juta. Naik tipis sebanyak 0,75% secara month-to-month dan turun sebesar 3,11% secara year-on-year. Selain itu jika dibandingkan secara akumulatif (Januari-Februari), nilai ekspor pada tahun 2023 (US$ 1835,45 juta) masih tertinggal sebesar 6,86% dari nilai ekspor pada tahun 2022 (US$ 1970,75 juta). Apabila dilihat berdasarkan jenis sektor, sektor industri pengolahan mendominasi nilai ekspor DKI Jakarta secara keseluruhan dengan kontribusi sebesar 95,70% atau sebanyak US$ 881,57 juta. Sektor dengan kontribusi kedua tertinggi berasal dari pertanian dengan nilai sebesar US$ 38,17 juta atau share sebanyak 4,14%. Jika dilihat secara month-to-month, nilai ekspor pada sektor pertanian mengalami kenaikan sebesar 6,71%.

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta

Seperti bulan sebelumnya, komoditas kendaraan dan bagiannya masih menjadi komoditas dengan kontribusi terbesar terhadap nilai ekspor. Meskipun mengalami penurunan sebesar 10,24% dibandingkan bulan sebelumnya, namun komoditas ini masih yang tertinggi dengan nilai US$237,31 juta atau 25,76% secara kontribusi. Komoditas ikan, krustasea, dan moluska serta komoditas logam mulia dan perhiasan/permata menjadi komoditas kedua dan ketiga tertinggi dengan peran nilai ekspor masing-masing sebesar 9,49% dan 9,07%. Kedua komoditas ini juga mengalami kenaikan secara month-to-month sebesar 9,04% dan 5,86%. Kemudian komoditas dengan kenaikan persentase tertinggi adalah komoditas ampas dan sisa industri makanan dengan kenaikan nilai mencapai 2 kali lipat lebih atau sebesar 104,10% dibandingkan bulan lalu. Komoditas pakaian dan aksesorinya (rajutan) menjadi komoditas dengan share terendah pada Februari 2023. Komoditas ini memiliki share sebesar 2,37% atau nilai sebesar US$ 21,82 juta. Lalu apabila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya (year-on-year), komoditas dengan penurunan tertinggi adalah logam mulia dan perhiasan/permata sebesar 32,10%. Sedangkan, komoditas dengan kenaikan tertinggi secara year-on-year juga berasal dari komoditas yang mengalami kenaikan tertinggi secara month-to-month yaitu komoditas ampas dan sisa industri makanan sebesar 73,14%.

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta

Permintaan akan barang dan jasa dari Indonesia pada umumnya didominasi oleh negara-negara dari kawasan Asia dengan proporsi sebesar 76,23%. Bahkan sembilan dari sepuluh negara tujuan utama berasal dari kawasan Asia. Hanya negara Amerika Serikat yang menjadi negara non-Asia namun masuk ke dalam sepuluh negara tujuan utama. Negara Tiongkok menjadi yang paling banyak membutuhkan barang dan jasa dari Jakarta. Total nilai ekspor ke Tiongkok pada Februari mencapai angka US$ 134,31 juta. Angka ini memberi andil sebesar 14,58% untuk ekspor secara keseluruhan. Sedangkan nilai ekspor dari Amerika Serikat berada pada angka US$ 76,18 juta dan berkontribusi sebesar 8,27% terhadap nilai ekspor. Jika dilihat secara month-to-month, kenaikan nilai ekspor terjadi pada empat dari sepuluh negara tujuan utama. Kenaikan tertinggi berasal dari negara Hong Kong dengan persentase sebesar 105,99%. Kenaikan ini dipicu oleh peningkatan permintaan akan komoditas logam mulia dan perhiasan/permata. Meskipun kenaikan berasal dari hanya empat negara, namun tingginya kenaikan tersebut membuat penurunan nilai di enam negara lainnya dapat ditekan sehingga terjadi kenaikan ekspor secara keseluruhan.

 

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Penulis: Deddy Lukman Shaid
Editor: Hepy Dinawati dan Farah Khoirunnisa