
Nilai Impor Jakarta Naik Secara Year-on-year
Secara year-on-year, nilai impor DKI Jakarta naik sebesar 20,3%
Di tengah peningkatan aktivitas masyarakat pada pertengahan tahun ini, nilai impor DKI Jakarta mengalami kenaikan sebesar 20,3% secara year-on-year. Kenaikan ini dipicu oleh tingginya permintaan pada kelompok migas dan non migas. Selain itu, kenaikan juga terjadi jika dilihat secara akumulatif. Terdapat kenaikan sebesar 24,5% pada periode Januari-Mei dibanding pada periode yang sama pada tahun 2021. Namun, secara month-to-month, terdapat penurunan sebesar 2,8%.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Total nilai impor DKI Jakarta pada bulan Mei 2022 berada pada angka US$ 5.396,1 juta. Nilai ini mengalami penurunan secara month-to-month karena berkurangnya permintaan pada tujuh dari sepuluh golongan barang utama. Penurunan terbesar berasal dari golongan mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar 24,6%. Selain itu, golongan mesin dan peralatan mekanis yang menjadi golongan dengan kontribusi terbesar terhadap nilai impor mengalami penurunan sebesar 12,1%. Sementara itu, kenaikan terjadi pada tiga golongan barang utama dengan golongan barang daging hewan dengan kenaikan terbesar yaitu 92,0%.
Secara year-on-year, nilai impor DKI Jakarta naik sebesar 20,3%. Kenaikan pada sembilan dari sepuluh golongan impor utama menjadi pemicu kenaikan kali ini. Golongan daging hewan menjadi golongan dengan kenaikan tertinggi yaitu 93,5%. Golongan mesin dan peralatan mekanis yang merupakan golongan dengan share tertinggi (16,9%) naik sebesar 8,1%. Satu-satunya golongan yang mengalami penurunan adalah golongan mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar 5,8%.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Secara umum, impor barang konsumsi mengalami penurunan sebesar 0,2% secara month-to-month. Namun secara year-on-year, terjadi kenaikan sebesar 18,4%. Kelompok ini memiliki kontribusi sebesar 13,6% terhadap nilai impor keseluruhan pada Mei 2022. Daging hewan menjadi komoditas utama pada kelompok ini dengan kontribusi sebesar 39,0%. Selain itu komoditas ini juga naik secara month-to-month dan year-on-year masing-masing dengan 92,0% dan 81,1%.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Berbeda dengan barang konsumsi, barang modal mengalami kenaikan baik secara month-to-month (0,5%) maupun year-on-year (22,4%). Barang modal memberikan kontribusi sebesar 20,0% terhadap impor Jakarta. Pada Bulan Mei, komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya memberikan kontribusi lebih dari setengahnya nilai barang modal yaitu 55,26%.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Pada Bulan Mei 2022, barang bahan baku/penolong merupakan kelompok dengan kontribusi tertinggi terhadap nilai impor yaitu 66,4%. Kelompok ini mengalami penurunan sebesar 4,2% secara month-to-month dan naik sebesar 20,1 secara year-on-year. Komoditas plastik dan barang dari plastik memiliki nilai tertinggi sebesar US$456,8 juta. Secara umum, kenaikan yang terjadi pada seluruh kelompok penggunaan secara year-on-year menandakan bahwa adanya pergerakan perekonomian DKI Jakarta ke arah positif.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Delapan dari sepuluh negara impor utama berasal dari negara-negara di Kawasan Asia. Kontribusi dari 8 negara Asia ini mencapai 75,1% pada Mei 2022. Hanya Amerika Serikat dan Australia yang berasal dari negara di luar kawasan Asia. Nilai impor paling besar berasal dari negara Tiongkok dengan nilai mencapai US$ 1.733,3 juta atau sebesar 32,1%. Beberapa komoditas yang berasal dari Tiongkok adalah komoditas plastik dan barang dari plastik, komoditas kendaraan bermotor dan komponennya dan komoditas daging hewan.
Secara month-to-month, penurunan nilai impor berasal dari semua negara utama kecuali India. Nilai impor dari India meningkat sebesar 15,2%. Jika dilihat secara year-on-year, kenaikan impor terjadi hampir di semua negara utama, kecuali Australia yang mengalami penurunan sebesar 0,6%. Kenaikan tertinggi terjadi pada nilai impor dari India yaitu 59,7%.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Penulis: Deddy Lukman Shaid
Editor: Hepy Dinawati dan Farah Khoirunnisa