
Nilai Impor Kembali Tunjukkan Tren Positif pada Maret 2022
Komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya menjadi komoditas dengan nilai impor paling tinggi yaitu US$ 1.309,1 juta
Aktivitas masyarakat yang mulai meningkat memberikan pengaruh positif terhadap perekonomian Jakarta pada Maret 2022. Dampak positif yang ditimbulkan adalah tumbuhnya permintaan domestik. Nilai impor yang awalnya menyentuh angka US$6.733,5 juta dan US$5.539,8 juta pada Januari dan Februari, meningkat sebesar 26,8% pada Maret hingga menyentuh angka US$7.020,0 juta. Kenaikan ini dipicu oleh kenaikan permintaan impor migas sebesar 66,6% dan non-migas sebanyak 28,6%.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Secara umum, kenaikan nilai impor terjadi pada semua komoditas baik secara month-to-month maupun year-on-year. Pada Maret 2022, komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya menjadi komoditas dengan nilai impor paling tinggi yaitu US$1.309,1 juta. Nilai ini meningkat sebesar 15,8 secara month-to-month dan 37,3 secara year-on-year. Selain itu komoditas ini juga menjadi komoditas dengan kontribusi tertinggi yaitu 18,6%
Komoditas dengan kenaikan nilai impor tertinggi secara month-to-month adalah komoditas bahan bakar mineral yaitu 68,3%. Selain itu, jika dilihat secara year-on-year, kenaikan tertinggi berada pada komoditas kendaraan dan bagiannya dengan 78,0%. Kenaikan nilai impor ini menjadi pertanda baik pada sektor ekonomi Jakarta mengingat pendemi Covid-19 yang masih berlangsung.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Secara umum terjadi kenaikan sebesar 32,6% pada golongan penggunaan barang konsumsi pada Maret 2022. Komoditas daging hewan menjadi komoditas dengan kenaikan tertinggi yaitu sebesar 156,2%. Tidak hanya itu, komoditas ini juga memiliki nilai impor paling tinggi dengan US$86,9 juta. Kenaikan terendah terjadi pada komoditas mesin dan perlengkapan elektrik sebesar 10,9%. Kenaikan pada golongan ini menggambarkan mulai membaiknya konsumsi masyarakat dan permintaan domestik.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Golongan bahan baku dan penolong adalah golongan dengan kontribusi terbesar pada Maret 2022 dengan 67,2% dari keseluruhan impor Jakarta. Komoditas plastik dan barang dari plastik menjadi komoditas dengan nilai impor tertinggi yaitu US$554,8 juta. Lalu, kenaikan tertinggi berada pada komoditas mesin dan peralatan mekanis dengan kenaikan mencapai 29,2% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kenaikan pada seluruh komoditas pada golongan ini mengindikasikan pertumbuhan positif pada sektor industri dan konstruksi dalan negeri.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Pertumbuhan pada nilai impor barang modal merupakan pertumbuhan tertinggi di antara barang konsumsi dan barang baku, yaitu mencapai 34,5% secara year-on-year. Komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya merupakan komoditas dengan nilai impor tertinggi tidak hanya pada golongan barang modal tetapi juga berdasarkan golongan secara keseluruhan. Lalu, kenaikan tertinggi terjadi pada komoditas kendaraan dan bagiannya dengan 36,6%.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Kenaikan nilai impor secara month-to-month terjadi di seluruh negara importir utama. Negara-Negara Asia masih mendominasi nilai impor di DKI Jakarta. Tiongkok menjadi negara langganan impor dengan nilai dan kontribusi tertinggi. Hal ini terjadi juga dengan bulan Februari 2021 dan Maret 2022. Nilai impor dari Tiongkok naik sebesar 11,0% dibanding bulan sebelumnya dan 39,3% jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya. Tiga negara dengan kontribusi impor paling tinggi adalah Tiongkok, Jepang dan Thailad masing masing dengan 30,5%, 14,5% dan 10,1% terhadap nilai impor secara keseluruhan. Amerika Serikat menjadi satu-satunya negara yang dari benua Amerika yang masuk ke dalam sepuluh besar negara dengan kontribusi nilai impor paling tinggi yaitu 3,5%.
Kenaikan nilai tertinggi berasal dari Malaysia dengan 55,8% secara month-to-month. Sementara itu, kenaikan terendah berasal dari negara Tiongkok dengan 11,0%. Jika dilihat secara year-on-year, kenaikan tertinggi berasal India dengan kenaikan mencapai 51,8%. Meskpiun terjadi kenaikan hampir di setiap negara utama, nilai impor pada negara Amerika Serikat dan Australia turun sebesar 4,6% dan 5,0%.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Penulis: Deddy Lukman Shaid
Editor: Hepy Dinawati dan Farah Khoirunnisa