
PENGELUARAN PENDUDUK DKI JAKARTA 2017
Proporsi Pengeluaran Untuk Makanan Bertambah 3,3%, Ketimpangan Pendapatan Turun 1,5%
Pengeluaran penduduk per kapita di Jakarta merupakan pengeluaran yang paling besar dibandingkan provinsi lainnya. Rata-rata pengeluaran per kapita penduduk DKI Jakarta tahun 2017 sebesar Rp 2.175.000, naik sekitar 4,6% dibandingkan tahun 2016 yang sebesar Rp 2.079.000. Kenaikan upah minimum setiap tahun juga ikut memberikan andil pada kenaikan pengeluaran penduduk perkapita di DKI Jakarta.
Sebagian besar pengeluaran penduduk DKI Jakarta digunakan untuk konsumsi non makanan yaitu 60% dari total pengeluaran (turun 3,3% secara proporsi) dan sisanya 40% untuk konsumsi makanan (naik 3,3% secara proporsi). Menurut Hukum Engel, semakin besar proporsi pendapatan yang dihabiskan untuk konsumsi non-makanan, maka semakin sejahtera masyarakat tersebut.
Dalam kurun waktu 2014-2015 komposisi pengeluaran non makanan sedikit mengalami peningkatan, sejalan dengan itu, proporsi konsumsi makanan menunjukkan tren penurunan. Tetapi pada 2016-2017, terjadi sebaliknya.
Salah satu ukuran ketimpangan yang sering digunakan adalah Gini Ratio. Nilai Gini Ratio berkisar antara 0 sampai dengan 1. Semakin tinggi nilai Gini Ratio menunjukkan ketimpangan yang semakin tinggi.
Gini Ratio di DKI Jakarta pada Maret 2018 tercatat sebesar 0,394, turun 0,015 poin dibanding September 2017 yang mencapai 0,409. Hal ini berarti ketimpangan pendapatan masyarakat ibukota semakin menipis, walaupun masih dalam ketegori yang sama, yaitu ketimpangan sedang (0,3-0,5).
Jika dibandingkan dengan ketimpangan pada perkotaan nasional, pada Maret 2018, DKI Jakarta lebih baik dengan selisih 0,007 poin lebih rendah. DKI Jakarta mengalami ketimpangan terbesarnya pada Maret 2015, begitupun dengan perkotaan nasional, dengan titik terendah pada Sep 2016 dalam 4 tahun terakhir.
Sumber data:
- Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2013-2018
- BPS Pusat : Berita Resmi Statistik