Ekonomi

Pengeluaran per Kapita Warga DKI Jakarta pada Tahun 2020-2021

Secara keseluruhan, terjadi peningkatan pengeluaran per kapita sebanyak 3,47% di Provinsi DKI Jakarta dari tahun 2020 hingga 2021

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, setiap rumah tangga pasti memiliki kebutuhan mulai dari pangan, sandang, hingga papan. Kebutuhan satu keluarga dapat berbeda dengan keluarga lainnya yang dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya yaitu pendapatan dan pengeluaran. Pada artikel ini akan dibahas pengeluaran per kapita masyarakat DKI Jakarta yang menjadi salah satu indikator untuk melihat kebutuhan konsumsi warga. Pengeluaran per kapita itu sendiri adalah biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi seluruh anggota rumah tangga selama sebulan baik yang berasal dari pembelian, pemberian maupun produksi sendiri dibagi dengan banyaknya anggota dalam rumah tangga tersebut. Pengeluaran per kapita dibagi menjadi kelompok makanan dan bukan makanan.

Sumber: Badan Pusat Statistik DKI Jakarta

Selama tahun 2020 hingga 2021, terjadi kenaikan dan penurunan pada pengeluaran per kapita menurut kelompok makanan. Kenaikan tertinggi pada tahun 2021 apabila dibandingkan dengan tahun 2020 terjadi pada kelompok konsumsi lainnya sebesar 14,95% dan kelompok sayur-sayuran sebesar 14,05%. Sementara itu, penurunan terjadi pada beberapa kelompok barang. Beberapa diantaranya yang paling besar adalah buah-buahan, makanan dan minuman jadi, serta rokok. Penurunan pada ketiga kelompok tersebut adalah masing-masing sebesar 6,11%, 5,40%, dan 4,78%. Secara keseluruhan, kelompok makanan pada tahun 2021 mengalami penurunan sebesar 0,37% dibandingkan dengan tahun 2020.

Sumber: Badan Pusat Statistik DKI Jakarta

Berdasarkan grafik di atas, terjadi kenaikan pengeluaran pada kelompok barang bukan makanan sebesar 7,55%. Kenaikan tertinggi terjadi pada kelompok pajak, pungutan dan asuransi dengan angka mencapai 38,87%. Meskipun keadaan ekonomi tidak menentu selama masa pandemi, namun masyarakat tetap membayar pajak dan asuransi. Peningkatan ini menyiratkan bahwa masyarakat mulai memahami pentingnya pajak dan asuransi untuk kepentingan bersama.

Sementara, penurunan terjadi pada tiga kelompok yaitu; kelompok keperluaan pesta dan upacara, kelompok pakaian, alas kaki, dan tutup kepala dan kelompok barang tahan lama. Penurunan tertinggi terjadi pada kelompok keperluan pesta dan upacara sebesar 57,28%. Penurunan ini terjadi karena kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam rangka mengurangi jumlah angka kasus Covid-19. Meskipun mengalami penurunan hingga melebihi angka 50%, namun kelompok ini tidak memberikan pengaruh yang terlalu besar terhadap total pengeluaran kelompok bukan makanan secara keseluruhan karena kelompok keperluan pesta dan upacara hanya mempunyai proporsi sebesar 0,96%.

Sumber: Badan Pusat Statistik DKI Jakarta

Jika dilihat berdasarkan wilayah administrasi, Jakarta Utara menjadi wilayah dengan rata-rata pengeluaran per kapita paling tinggi pada tahun 2021 dengan angka sebanyak Rp2.882.589. Selain itu, wilayah Jakarta Utara juga mengalami peningkatan paling tinggi dengan persentase sebesar 25,45%. Sementara, wilayah dengan pengeluaran per kapita paling rendah adalah Kepulauan Seribu yakni Rp1.129.497.

Secara keseluruhan, terjadi peningkatan pengeluaran per kapita sebanyak 3,47% di Provinsi DKI Jakarta dari tahun 2020 hingga 2021. Namun, terdapat penurunan pengeluaran pada kelompok makanan sebesar 0,37% yang menandakan hal baik karena semakin rendah pengeluaran terhadap kelompok makanan pada pengeluaran per kapita secara keseluruhan, maka kesejahteraan masyarakat semakin meningkat.

 

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Penulis: Deddy Lukman Shaid
Editor: Hepy Dinawati dan Farah Khoirunnisa