
Penurunan TPK Hotel Jakarta pada April 2022
Meski menurun, DKI Jakarta menempati posisi kedua provinsi dengan TPK tertinggi
Sempat menyentuh angka 52,7 persen para Maret 2022, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) kembali menurun pada bulan berikutnya bersamaan dengan momen bulan suci Ramadan, di mana penyelenggaraan kegiatan di hotel-hotel cenderung menurun. Angka TPK Jakarta tercatat 45,8 persen atau menurun 6,9 persen poin dibandingkan bulan sebelumnya (month to month). Sedangkan jika dibandingkan dengan April 2021 (year on year), penurunannya sebesar 0,8 persen poin.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Penurunan secara month to month terjadi hampir di semua kelas hotel, dengan yang tertinggi dialami hotel bintang tiga sebesar 8,7 persen poin, disusul bintang empat sebesar 8,6 persen poin. Satu-satunya yang mengalami peningkatan TPK adalah hotel bintang satu yang mencapai 3,5 persen poin.
Sedangkan dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya (year on year), hotel bintang satu dan empat mengalami peningkatan TPK sebesar 9,3 dan 5,1 persen poin berturut-turut. Hotel bintang lima turun tipis 0,5 persen dan dua kelas hotel lainnya mengalami penurunan di atas 3 persen poin.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Sejalan dengan penurunan TPK, angka Rata-rata Lama Menginap Tamu (RLMT) juga alami penurunan cukup dalam. Secara year on year, terjadi penurunan signifikan sebesar 0,52 hari, sehingga angka RLMT pada April 2022 berada pada 1,99 hari. Kendati demikian, masih terjadi peningkatan sebesar 0,05 hari secara month to month. Peningkatan RLMT ini disumbang oleh hotel bintang satu, lima, dan tiga masing-masing sebesar 0,19 hari, 0,15 hari, dan 0,13 hari.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Berdasarkan asalnya, tamu domestik masih berkontribusi tertinggi 93,6 persen dibandingkan tamu asing yang hanya sebesar 6,4 persen. Preferensi pemilihan hotel tamu lokal dan asing pun berbeda. Tamu asing lebih memilih untuk menginap di hotel bintang lima, sedangkan tamu asal Indonesia lebih menyukai hotel bintang tiga.
Jumlah tamu asing yang menginap di hotel bintang lima mencapai 57,1 persen, dan hanya 0,2 persen yang menginap hotel di bintang satu. Sementara itu, tamu asal Indonesia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menginap di hotel bintang tiga yang berkontribusi sebesar 41,0 persen. Seperti halnya tamu asing, hotel bintang satu paling sedikit diminati oleh tamu lokal dan hanya berkontribusi sebesar 4,1 persen.
Terlepas dari penurunan yang cukup signifikan, TPK Jakarta tetap berada jauh di atas rata-rata nasional yang mencatat 34,23 persen. Bahkan, DKI Jakarta menempati peringkat kedua provinsi dengan TPK tertinggi, hanya kalah dari Kalimantan Timur yang mencatatkan angka 51,30 persen.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Penulis: Muhamad Iko Dwipa Gautama
Editor: Hepy Dinawati dan Farah Khoirunnisa