
Perkembangan Produksi Padi di DKI Jakarta Hingga Awal 2023
Wilayah Jakarta Barat yang sebelumnya tidak memiliki lahan panen, pada periode Januari-April tahun 2023 memiliki potensi lahan panen padi sebesar 2,50 hektare
Dalam rangka penyempurnaan penghitungan luas wilayah panen, per tahun 2018, Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA) dalam penghitungan luas panen padi. Secara teknis, metode ini menggunakan teknologi citra satelit milik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), yang kemudian hasilnya digunakan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) untuk melakukan penggambaran hal penting tekait peta lahan baku sawah. Selanjutnya, hasil penghitungan akan divalidasi dan ditetapkan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
Sumber: Badan Pusat Statistik DKI Jakarta
Pada tahun 2022, luas panen padi DKI Jakarta mencapai angka 477,25 hektare. Angka ini turun sebesar 14,77% atau berkurang sebanyak 82,72 hektare dibandingkan dengan luas panen padi pada 2021. Jika dilihat berdasarkan wilayah, penurunan terjadi pada semua wilayah penghasil padi dengan penurunan tertinggi terjadi di Jakarta Utara dengan 73,79 hektare (15,38%). Meskipun begitu, Jakarta Utara masih menjadi wilayah dengan luas panen tertinggi pada tahun 2021 dan 2022 masing-masing dengan 479,65 dan 405,86 hektare. Kemudian, untuk periode Januari-April 2023, potensi luas panen padi berada pada angka 206,77 hektare dan Jakarta Utara masih menjadi wilayah dengan luas panen tertinggi (190,52 hektare). Kemudian, wilayah Jakarta Barat yang sebelumnya tidak memiliki lahan panen, pada periode Januari-April tahun 2023 memiliki potensi lahan panen padi sebesar 2,50 hektara. Jika kita liat secara keseluruhan, luas panen tertinggi pada tahun 2021 terjadi pada bulan Agustus, sedangkan luas panen tertinggi pada tahun 2022 terjadi pada bulan Juli. Perbedaan ini disinyalir berhubungan dengan pengaruh cuaca yang terjadi di DKI Jakarta. Sementara, luas panen padi untuk bulan Januari hingga April tahun 2023 masih merupakan angka potensi.
Sumber: Badan Pusat Statistik DKI Jakarta
Berkurangnya luas panen padi juga berdampak kepada menurunnya produksi padi selama periode 2021-2022. Pada periode tersebut, produksi padi DKI Jakarta menurun sebesar 28,05% atau berkurang sebanyak 911,50 ton. Jakarta Utara menjadi wilayah penghasil padi yang mengalami penurunan paling banyak yaitu 800,59 ton. Kemudian, produksi padi terbanyak tahun 2021 terjadi pada bulan Agustus dengan 988,7 ton dan bulan Januari pada tahun 2022 dengan 648 ton. Secara umum, selain karena berkurangnya luas panen, penurunan jumlah produksi padi juga disebabkan oleh faktor hama dan cuaca seperti banjir yang terjadi pada tahun 2022. Memasuki tahun 2023, BPS memproyeksi produksi padi pada periode Januari-April adalah sebesar 1.059,81 ton. Berkurang sebesar 1,69% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022.
Sumber: Badan Pusat Statistik DKI Jakarta
Selanjutnya, sepanjang tahun 2021 produksi beras DKI Jakarta mencapai angka 1.915,41 ton. Jakarta Utara menjadi penghasil beras tertinggi dengan kontribusi sebesar 85,24% dari total produksi beras secara keseluruhan. Pada periode tahun 2021, produksi beras tertinggi terjadi pada bulan Agustus dengan 582,7 ton. Lalu pada tahun selanjutnya, seiring dengan penurunan jumlah padi, produksi beras juga mengalami penurunan sebesar 28,06% atau berkurang sebanyak 537,41 ton. Sementara berdasarkanprediksi, jumlah produksi beras pada bulan Januari hingga April 2023 akan diperkirakan berada pada angka 624,7 ton, turun sebesar 1,69% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Penulis: Deddy Lukman Shaid
Editor: Hepy Dinawati dan Farah Khoirunnisa