
Produksi Tanaman Biofarmaka (Obat-obatan) dan Tanaman Hias di Provinsi DKI Jakarta
Produksi tanaman hias mengalami kenaikan sebesar 45% sedangkan tanaman obat-obatan justru mengalami penurunan sebesar 18% dari tahun sebelumnya
Provinsi DKI Jakarta merupakan kota metropolitan yang sebagian besar wilayahnya dialokasikan untuk permukiman dan gedung-gedung tinggi untuk perkantoran. Meskipun begitu Jakarta masih menyisakan wilayahnya untuk lahan pertanian. Selain tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan, tanaman obat-obatan dan tanaman hias juga masih banyak ditemukan di lahan Jakarta. Walaupun setiap tahunnya lahan pertanian holtikultural di Jakarta mengalami penurunan yang tidak sedikit.
Â
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Berdasarkan Laporan Statistik Pertanian Hortikultura SPH-TBF yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik, jumlah produksi tanaman biofarmaka (obat-obatan) mengalami penurunan sebesar 18% dari tahun 2018 dengan jumlah produksi 91.396 kg di tahun 2019. Hal ini dikarenakan luas panen tanaman biofarmaka juga mengalami penurunan sebesar 25%. Meskipun begitu, ketika luas panen di tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 38% namun jumlah produksi tanaman justru mengalami penurunan yang signifikan yaitu sebesar 72% dari tahun 2017.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Terdapat 15 jenis tanaman biofarmaka yang tercatat di Laporan Statistik Pertanian Hortikultura yaitu Lidah Buaya, Mahkota Dewa, Jahe, Laos/Lengkuas, Kunyit, Sambiloto, Keji Beling, Mengkudu, Temulawak, Kencur, Temukunci, Lempuyang, Temuireng, Kapulaga, dan Dlingo.
Dari 15 jenis tanaman biofarmaka, jumlah produksi terbesar yaitu pada tanaman lidah buaya sebesar 25,2 % atau 23.060 kg. Jumlah tanaman biofarmaka terbesar kedua dan ketiga yaitu mahkota dewa 9,7% dan jahe 9,6%. Sedangkan terdapat tanaman yang jumlah produksinya dibawah 1% yaitu temuireng 0,4%, kapulaga 0,3% dan dlingo 0,3%.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Berdasarkan Laporan Statistik Pertanian Hortikultura SPH-TH yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik, jumlah produksi tanaman hias mengalami kenaikan sebesar 45% dari tahun 2018 dengan jumlah produksi 813.672 tangkai di tahun 2019. Hal ini dikarenakan luas panen tanaman biofarmaka juga mengalami kenaikan sebesar 38%. Meskipun begitu, ketika luas panen di tahun 2018 juga mengalami kenaikan dari tahun 2017 namun jumlah produksi tanaman justru mengalami penurunan yang signifikan yaitu sebesar 86% dari tahun 2017.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Terdapat 24 jenis tanaman hias yang tercatat di Laporan Statistik Pertanian Hortikultura yaitu Anyelir, Herbras, Krisan, Monstera, Sedap Malam, Anggrek, Philodendron, Palem, Anthurium Bunga, Aglaonema, Melati, Mawar, Anthurium Daun, Adenium (Kamboja Jepang), Pisang–pisangan, Soka, Pedang-pedangan, Euphorbia, Gladiol, Caladium, Dracaena, Pakis, Diffenbachia, dan Cordyline. Namun jenis tanaman Anyelir, Herbras, Krisan, Monstera, dan Sedap Malam tercatat tidak berproduksi lagi pada tahun 2019.
Pada tahun 2019, dari 19 jenis tanaman hias, jumlah produksi terbesar yaitu pada tanaman anggrek sebesar 45,3 % atau 368.533 tangkai. Jumlah tanaman hias terbesar kedua dan ketiga yaitu philodendron 9,9% dan palem 7,5%. Sedangkan terdapat tanaman yang jumlah produksinya dibawah 1% yaitu gladiol, caladium, dracaena, pakis, diffenbachia, dan cordyline.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Penulis: Khoirun Nisa
Editor: Hepy Dinawati