Lingkungan Hidup

REKAPITULASI DATA BANJIR DKI JAKARTA DAN PENANGGULANGANNYA TAHUN 2020

Hujan lebat yang turun pada 1 Januari 2020 merupakan rekor baru curah hujan tertinggi sepanjang ada pencatatan hujan di Jakarta dan sekitarnya sejak tahun 1866

Sesuai dengan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim hujan terjadi pada bulan Januari 2020 khususnya di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Hujan lebat yang turun pada 1 Januari 2020 menurut Deputi Bidang Klimatologi BMKG merupakan rekor baru curah hujan tertinggi sepanjang ada pencatatan hujan di Jakarta dan sekitarnya sejak tahun 1866. Perubahan iklim ini meningkatkan resiko dan peluang curah hujan ekstrem sehinga menyebabkan terjadinya banjir di Jakarta dan sekitarnya.

Meskipun begitu pusat pemerintahan, pusat perekonomian, pusat perindustrian di Jakarta tidak terganggu dan tetap beroperasi. Banjir yang terjadi di Jakarta umumnya terjadi di wilayah permukiman dan perkampungan warga.

Curah hujan ekstrem yang turun sejak 31 Desember 2019 hingga 1 Januari 2020 menyebabkan terjadinya banjir di beberapa wilayah DKI Jakarta. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta per 1 Januari 2020, sebanyak 60% (157) kelurahan di Jakarta terkena dampak banjir. Kelurahan terdampak banjir terbanyak ada di Jakarta Timur yaitu sebesar 77%, lalu diikuti oleh Jakarta Utara (74%), Jakarta Barat (57%), Jakarta Selatan (50%) dan Jakarta Pusat (39%).

Banjir yang melanda Jakarta di awal tahun 2020 memiliki ketinggian 10 centimeter hingga 1,5 meter. Wilayah dengan ketinggian banjir lebih dari 1 meter membuat 31.232 warga Jakarta harus mengungsi ke tempat-tempat pengungsian yang telah disediakan. Tercatat dari 31.232 pengungsi terbanyak atau sebesar 43% merupakan pengungsi dari Jakarta Timur.

Jika melihat sebaran banjir menurut ketinggian, rata-rata ketinggian banjir Jakarta yaitu 31-70 centimeter. Hujan ekstrem yang menyebabkan banjir pada 1 Januari 2020 masih menyisakan banjir di hari esoknya. Tercatat pada 2 Januari 2020 masih terdapat 390 RW (14,3%) di wilayah Jakarta yang terdampak banjir. Hingga kurang dari seminggu yaitu pada 7 Januari 2020, banjir di Jakarta sudah benar-benar surut.

Dalam kurun waktu 7 hari, pengungsi akibat banjir karena cuaca ekstrem di awal tahun 2020 mulai kembali ke rumahya masing-masing. Mulai kembalinya pengungsi ini karena banjir yang terjadi di wilayah mereka semakin hari semakin surut. Mayoritas pengungsi sejak tanggal 4 Januari menggunakan pos pengungsian sebagai tempat peristirahatan sambil pulang-pergi untuk membersihkan rumahnya.

Jumlah pengungsi terbanyak yaitu pada 2 Januari (34.445 jiwa) dengan pos pengungsi 247 pos. Jumlah ini terus menurun hingga menyisakan 691 pengungsi pada 7 Januari. Selain warga yang harus mengungsi akibat banjir, terdapat 19 korban yang meninggal dunia dan 15 diantaranya merupakan korban yang terdampak langsung seperti setrum dan hanyut.

Sementara itu, fasilitas publik di Jakarta juga ikut terkena dampak banjir. Fasilitas yang paling banyak terdampak yaitu sekolah dengan jumlah 211 sekolah. Selain itu, fasilitas lainnya yang tercatat ikut terkena dampak banjir diantaranya puskesmas (23), ruas jalan (136), TransJakarta (10,9%) dan lintas rel terpadu (1). Sama halnya seperti genangan banjir yang telah surut, korban pengungsi yang telah kembali ke rumanya, fasilitas publikpun telah pulih sepenuhnya hingga kurang dari seminggu.

Cepatnya penanggulangan banjir dan pulihnya fasilitas publik merupakan kerja sama berbagai pihak. Terdapat 117.000 orang yang tersebar di 390 RW terdampak banjir melakukan kerja bakti untuk membersihkan wilayah terdampak. Kegiatan ini dilaksanakan pada 5 Januari 2020 dari pagi hari hingga sore pukul 17.00 WIB. Terdapat 4.700 ton sampah yang terakumulasi dari hasil pembersihan wilayah yang terdampak banjir. Selain warga dan jajaran Pemprov. DKI Jakarta terdapat beberapa mahasiswa dari dalam maupun luar Jakarta ikut melakukan kerja bakti ini.

*Area strategis misalnya wilayah Bundaran HI, Thamrin.

Jika membandingkan dengan banjir Jakarta dari tahun sebelum-sebelumnya, curah hujan di awal tahun 2020 ini merupakan yang tertinggi. Meskipun begitu, area yang terdampak dan korban pengungsi maupun meninggal tidak sebanyak saat banjir Jakarta di tahun 2007. Bahkan penanggulangan banjir dan pemulihan area saat banjir Jakarta tahun ini jauh lebih cepat dibandingan sebelumnya.

Sumber :

  1. Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta
  2. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
  3. BMKG

Penulis : Khoirun Nisa
Editor : Hepy Dinawati