
Statistik Perumahan DKI Jakarta tahun 2019
Rumah Tangga di DKI Jakarta lebih banyak yang memiliki tempat tinggal sendiri dibandingkan dengan menyewa/mengontrak, meskipun tidak berbeda jauh
Rumah merupakan salah satu bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu tertentu. Dalam arti khusus, rumah mengacu pada konsep-konsep sosial kemasyarakatan yang terjalin di dalam bangunan tempat tinggal, seperti keluarga, hidup, makanan, tidur, beraktivitas, dan lain-lain. Rumah merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh semua manusia tanpa terkecuali.
Menurut data yang didapat dari Badan Pusat Statistik tahun 2019, persentase rumah tangga di DKI Jakarta paling banyak tinggal di kediaman milik sendiri sebanyak 47,12%. Namun masih banyak rumah tangga yang tinggal di kediaman yang membayar sewa/kontrak sebanyak 36,36%. Sedangkan menurut luas lantai rumah terluas, rata-rata rumah tangga di DKI Jakarta memiliki luas lantai rumah sebesar 20-49 m2 (35,55%).
Komposisi bangunan tempat tinggal rumah tangga di DKI Jakarta didominasi oleh atap yang terbuat dari asbes (57,12%) dan genteng (36,26%), dinding yang terbuat dari tembok (95,47%) dan lantai yang terbuat dari keramik (85,26%). Hanya sedikit bangunan yang dibuat dari bahan lain. Hal ini disebabkan karena infrastrukur di DKI Jakarta sudah lebih maju jika dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.
Persentase rumah tangga di DKI Jakarta paling banyak menggunakan gas LPG sebagai bahan bakar utama untuk memasak sebesar 88,55%. Banyak juga persentase rumah tangga yang tidak memasak di rumah sebesar 8,23%, contohnya rumah tangga yang seluruh anggota keluarganya bekerja. Namun masih ada rumah tangga yang menggunakan bahan bakar utama untuk memasak selain gas LPG, yatu minyak tanak (1,5%), listrik (1,11%), gas kota/biogas (0,59%) dan kayu bakar (0,02%).
Sumber : Badan Pusat Statistik
Penulis : Iqsyan Iswara Putra
Editor : Hepy Dinawati