
Tren Positif PDRB DKI Jakarta Berlanjut pada Triwulan II 2022
Konsistensi pertumbuhan PDRB berlanjut sejak triwulan II 2021
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta lanjutkan tren pertumbuhan. Peningkatan aktivitas masyarakat seperti Ramadhan, Idul fitri, dan Paskah picu pertumbuhan PDRB pada periode tersebut. Selain itu, terdapat juga event baik berskala nasional maupun internasional yang turut membantu bergeraknya perekonomian.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Terbaru, angka pertumbuhan PDRB pada triwulan II 2022 menyentuh 5.59%. Bahkan, sejak triwulan III 2021, besar pertumbuhan setiap periode konsisten meningkat, meski belum melewati pertumbuhan pada Triwulan II 2021 yang mencapai 10,93%. Pertumbuhan positif ini sedikit terhambat akibat konflik di kawasan Eropa yang memberikan dampak pada kondisi perekonomian global. Peningkatan harga energi akibat terganggunya pasokan menambah biaya produksi, hal ini mendorong peningkatan harga komoditas secara umum.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Menurut grafik di atas, komponen Impor Barang-barang dan Jasa-jasa merupakan yang tertinggi baik menurut harga konstan maupun harga berlaku. PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar misalnya 2010. Sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan misalnya tahun pengambilan data terakhir.
Berdasarkan PDRB pengeluaran, komponen dengan pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan triwulan II 2021 (year on year), terjadi pada komponenekspor barang-barang dan jasa-jasa dengan 10,68%. Penyebabnya adalah meningkatnya aktivitas lembaga sosial dan aktivitas organisasi keagamaan pada periode tersebut. Selain itu, pada tahun ini juga perayaan hari besar tersebut sudah bisa dilaksanakan secara tatap muka dengan protokol kesehatan.
Sementara itu, Impor Barang-barang dan Jasa-jasa merupakan komponen dengan pertumbuhan terbesar kedua dengan 6,54%. Faktor yang menjadi pendorong adalah meningkatnya kegiatan sektor konstruksi dan impor barang modal. Peningkatan belanja modal oleh pemerintah juga mendukung kenaikan komponen ini.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Sedangkan menurut lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi secara kumulatif dibandingkan semester I 2021 (cumulative to cumulative), terjadi pada sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial dengan 15,20%. Hal ini diakibatkan oleh meningkatnya jasa pelayanan kesehatan dan belanja pegawai fungsi kesehatan APBN dan APBD DKI Jakarta. Berikutnya, jasa lainnya mencatat kinerja pertumbuhan tertinggi kedua dengan 14,14% yang terlihat dari meningkatnya jumlah pengunjung tempat hiburan dan rekreasi.
Lapangan usaha yang mengalami penurunan antara lain Pengadaan Listrik dan Gas; Pertambangan dan Penggalian; Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib; Pengadaan Air; dan Jasa Pendidikan. Pengadaan Listrik dan Gas merupakan sektor yang mengalami kontraksi terbesar dengan minus 5,69% karena penurunan volume gas kota yang disalurkan.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta
Penulis: Muhammad Iko Dwipa Gautama
Editor: Hepy Dinawati dan Farah Khoirunnisa